Ketika Rindu

1:38 pm nat 0 Comments

Sepenggal rindu mengusik di tengah hening terang bulan. Padamu kukirim sebaris pesan kosong yang tak berisi apa-apa selain tanda bahwa di sini aku ada, bernyawa, dan masih untukmu saja. 
Aku tak harapkan sebaris kecupan dan ucapan selamat tidur yang biasa sebagai balasnya. Aku tahu kamu pasti sudah lelap dalam senyap.

Namun ketika aku selesai bermunajat pada Sang Pemilik Nyawa, kamu hadir membawa semesta nyaman dalam wujud pesan singkat penutup hari, lengkap dengan kecupan yang terasa melebur bersama darah dalam nadi.
Rasanya seperti ketika kamu mendekapku bersama belasan tulang rusukmu yang lain.
Terima kasih untuk telah menjadi hangat bagi kelamku.

You Might Also Like

0 comments: