Magical December

1:35 pm nat 0 Comments

Salah satu dari 30 fakta tentang saya yang pernah diposting waktu jaman-jamannya seneng maen 30-Day-Challenge di tumblr adalah: i really love December. I love the atmosphere, the ambience, the rainy days, the hanging dark cloud almost everyday, the smell of wet soil, the weather..
Entahlah, tapi bulan Desember selama 2 taun belakangan selalu spesial. Desember selalu membawa hal-hal baru buat saya. Hal-hal sakral dan signifikan. Selalu ada lompatan-lompatan besar yang dibuat; first anniversary, moving on, love and attraction confession, kind of stuff.





Tapi kenapa taun ini Desembernya beda?
Pagi sampe sore pasti panasnya kayak masuk ke sauna. Neraka bocor kalo kata temen-temen saya. Hujan baru dateng maghrib atau menjelang tengah malam. Bagi manusia malam seperti saya dan dengan pekerjaan yang menuntut ambience untuk membangun mood mellow, hujan adalah sarana yang pas dan ngga pernah gagal. Kedengerannya kayak yang nyalahin cuaca ya?
God, I just miss those rainy days :/
Semoga bisa ketemu sama Desember taun depan dan taun depannya lagi dan taun depannya lagi dan taun depan-depannya lagi.

0 comments:

Balada Malam Tahun Baru

11:41 am nat 0 Comments

Buat saya malam taun baru ngga lebih dari sekedar pergantian taun yang lama dengan taun yang baru. Entah karena saya ngga pernah diajarin untuk merayakan hal-hal semacam ini atau memang saya terlahir sebagai orang yang ngga mudah antusias.
Jadi waktu salah satu temen saya nanya rencana saya malam taun baru ini, saya dengan acuhnya menjawab, ‘ngga taulah. Lagian mau ngapain juga.’ Lha wong saya emang biasanya ngga pernah ngapa-ngapain. Selebrasi pergantian taun yang paling ‘wah’ yang pernah saya lewatin itu sekitar taun 2005-2006-an, waktu saya masih kelas 1 atau 2 SMP. Waktu itu keluarga besar saya rame-rame ke Bogor, ke rumah keluarga ua saya yang baru pindah dari Qatar. Kita masak gede-gedean, main kartu, dan nonton film dan acara tv sampe tengah malem. Tapi saya dan dua sepupu saya yang sepermainan akhirnya tidur nyenyak sebelum tengah malem. Dan begitulah. Ngga ada yang penting-penting amat.
Saya juga ngga pernah punya jadwal atau budget khusus buat perayaan malem taun baru. Ngga kayak temen-temen saya kebanyakan yang jauh-jauh hari udah sibuk cari tempat bagus dan orang yang tepat buat diajak liburan. Jangankan punya rencana, kepikiran aja ngga. Saya malah lupa kalo sebentar lagi 31 Desember.
Bagi saya akhir Desember ke awal Januari ngga pernah lebih dari sekedar hari libur yang sedikit lebih panjang dari biasanya. Satu hal, mungkin yang konstan saya lakukan menjelang taun baru: membuat resolusi taunan.
Cuma itu. Ngga pernah istimewa.
Oh, and by the way, my 2012 resolution will be posted in a few last days of December or in the beginning of January. 

0 comments:

Tentang Perjalanan

9:12 pm nat 0 Comments

Aku ingin berlibur bersamamu. Sama seperti mereka yang selalu berlibur denganmu. Aku ingin melakukan ini dan itu bersamamu. Aku ingin pergi ke sana dan kemari bersamamu.
Kita bisa shalat berjamaah. Kita bisa berkemah. Kita bisa menatap bintang. Kita bisa minum kopi. Kita bisa berlari dikejar anjing. Kita bisa memasak untuk satu sama lain. Kita bisa tidur siang di halaman berumput. Kita bisa bermain Monopoli. Kita bisa mengunjungi museum. Kita bisa bertelanjang kaki di pantai. Kita bisa naik balon terbang. Kita bisa menyelam di akuarium ikan duyung. Kita bisa duduk di loteng rumahmu. Kita bisa bermain layang-layang. Kita bisa menyaksikan kembang api. Kita bisa naik pesawat internasional. Kita bisa merancang rumah. Kita bisa mendaki Rinjani.
Aku ingin membunuh waktu dan mengalami berbagai hal bersamamu sebelum... yah, kamu tahu kan, sejauh manapun kita bersama, sedalam apapun kita berdua, kita ini tetap tidak bisa abadi. Tidak akan ada selamanya. Maka dari itu selama kita bisa, aku ingin mengalami hal-hal indah bersamamu.

Karena kamu berarti. Karena kamu berharga.

0 comments:

Satu (Lagi) Keputusan Penting

4:17 pm nat 3 Comments


Ini adalah salah satu dari sekian banyak keputusan penting yg saya buat selama saya hidup.
Masuk MSO.
You know, it's an organization in a major i study in and hold by uni student of that major. We call it ormawa or himpunan, in a large and prominent Uni in Indonesia.

Dari awal jadi ‘pegawai magang’ dengan ikut-ikutan bantuin ngurus event ini itu, saya memang berniat gabung sama mereka. Mumpung ada kesempatan aktif dan belajar hal-hal yang bener-bener baru, yang sebelumnya belum pernah saya rasain.
Tapi realita berkata-kata dengan bahasanya sendiri. Ketika akhirnya open recruitment dibuka beberapa hari yang lalu, karena beberapa alasan, saya memilih mundur dari pendaftaran.
Jika ada yang bertanya apa yang terjadi pada saya yang sebelumnya sangat ingin daftar, maka jawaban yang sebenarnya bisa singkat: I had my wake-up call.
Kepulangan saya suatu malam dari kampus akhirnya bisa ‘membangunkan’ saya secara total. Sebelumnya saya ingat beberapa kali diingatkan untuk ‘bangun’ tetapi saya bersikeras melanjutkan entah tidur macam apa itu.

Saya memilih untuk serius mencintai bidang tulis-menulis yang sudah tumbuh sejak saya berusia 11 taun. Saya memilih untuk mengejar satu-satunya cita-cita yang tersisa dari sekian banyak cita-cita yang terpaksa saya kubur dalam-dalam dan saya lempar jauh-jauh.
Saya gagal kuliah arsitektur karena ngga jago matematika dan IPA.
Saya gagal kuliah desain interior karena sekolahnya kelewat mahal.
Saya gagal kuliah desain komunikasi visual karena ngga ada bakat gambar.
Saya gagal masukin aplikasi beasiswa ke Paramadina karena terlalu pengecut buat bikin esainya.
Saya gagal kuliah sastra dan komunikasi karena ngga lulus SNMPTN.
 Sekarang, di saat saya batal masuk ormawa, yang bisa membawa saya beberapa langkah lebih dekat dengan cita-cita saya study abroad, apa saya harus mengorbankan cita-cita yang lainnya lagi? Haruskah saya juga gagal memiliki nama besar dari menulis?
Oke, gagal atau berhasilnya seseorang memang hanya diatur oleh Tuhan, tetapi Ia menginginkan umatnya untuk berusaha sebelum akhirnya memasrahkan hasilnya, bukan?
Saya memilih mengejarnya dengan cara apapun selama itu masih halal. Dan mimpi belum pernah terasa sedekat ini. Betul.

Lalu kenapa ini jadi keputusan yang berat?
kalo kamu adalah mahasiswa manajemen di sini, then you know the deal. siapa yg ngga mau berada di bawah kepimpinan seorang Yudi Septripriyadi Sunarya?
To be honest, he's one of many inspiring persons that i look up to. No intending to kiss anybody up, by the way. Not even you, A Yudi, in case you read this :)
pengalaman saya jadi panitia ospek jurusan taun lalu sama mereka, jujur, adalah saat-saat paling nyebelin, makan ati, ngeselin, malesin, dan bikin capek luar dalem sekaligus juga saat-saat paling luar biasa di saat yang bersamaan. kita, yang MSO maupun non-MSO datang dengan isi kepala yang beda-beda dan sangat mungkin terjadi clash.
But together they make a perfect combination. One person fits and completes another person.

Di salah satu event kita, Ketua MSO periode itu bacain sambutan. Dan salah satu kalimatnya berbunyi: "mso membuat semuanya menjadi mungkin."
the words magically made me believe the unbelievable, made me have a strong faith in joining them. Without any doubts.
There were many things I wanted to feel by joining them. As well as there were many things I wanted to achieve by being there and tasting the real life.
Tapi sekali lagi, selalu ada harga yang harus kita bayar untuk sebuah pengorbanan, selalu ada risiko di balik setiap pilihan.
Dan saya membayar pengejaran mimpi saya dengan pembatalan menjadi organisator.

Di satu titik, diri saya mengeluarkan pertanyaan, ‘emangnya mimpi bisa bikin kenyang?’
Diri saya seketika menjawab, ‘tidak’. Tidak secara langsung. Tapi kamu bisa melakukan sesuatu yang paling kamu cintai dan dibayar untuk itu. Itu cukup menjadi ukuran sebuah kesuksesan bagi saya.
Dalam kebingungan, saya menghubungi teman saya untuk dimintai pendapat. Ada yang bilang, ‘kejar mimpi kamu. Mimpi adalah salah satu tujuan kita bertahan hidup. Mengejar mimpi dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan peluang emas.’
Ada juga yang bilang, ‘ambil peluang emas. Dengan itu kamu bisa bentuk mimpi baru yang lebih brilian.’
Semua orang yang saya mintai pendapat sejauh ini—termasuk Sang Pacar—adalah organisator yang bukan anak kemarin sore. Jelas mereka secara terselubung menyarankan saya untuk bergabung, since chance never come twice.
Tapi tidak. Saya tidak memilih sesuatu karena orang lain juga memilihnya.

Okelah, ada banyak kemungkinan. Kalo saya milih untuk serius nulis, saya bisa aja gagal seketika. Buku saya bisa aja dibuang editor ke tong sampah. Atau terus ditolak setelah ditawarin dari satu penerbit ke penerbit lain. Lalu saya mungkin banget jadi nyesel kenapa ngga masuk himpunan aja.
Dan saya tau akan ada saat-saat di mana saya akan memandangi dengan iri ketika temen-temen saya rame-rame memakai ‘baju besi’-nya, seragam kebanggaannya, identitasnya... saya akan kangen dan sangat menginginkan ikut makan besar bersama mereka, doing the photoshoots post-event... saya akan merindukan setiap inci kesibukan itu.
Namun satu yang saya percaya, seperti teori mencintai dan berbagi hati, kita bisa menjalani dua hal yang berbeda di saat yang bersamaan tapi dengan kedalaman yang berbeda.
Then everything simplified. Kalo seandainya saya simpen dulu mimpi itu, siapa yang bisa jamin berapa lama saya bisa bertahan hidup?
Kemudian di detik-detik terakhir, akhirnya saya tanya ibu saya. I was beyond desperate. I was sometimes between ‘this’ option and ‘that’ option, between somewhere and nowhere. saya ngga tau apa sebenernya yang beliau pikir waktu saya minta izin. tapi yang saya baca waktu itu, beliau setengah hati. I don't know, but I think I knew one thing.

Dan sampai di situ lah keputusan saya membulat. Kalo sesimpel itu, kenapa saya harus bolak-balik mikir ya?
But in the end, I know something really worthy: My Mom is my everything.

Buat temen-temen yang masih mau lanjut, selamat berjuang dan semoga sukses ya. titip nama baik almamater dan prestasi jurusan. I always love you, guys :)
maaf jika ada pihak yang merasa dikecewakan dan jika ada ekspektasi yang tidak dapat terpenuhi. 
Terutama untuk sahabat tercinta, Ila Khoiriyah, maaf program dan konsep idealis kita ngga bisa kita jalanin kayak rencana awal. Andai saya diizinkan memilih untuk tidak perlu memilih... tapi bahkan memilih untuk tidak memilih pun adalah sebuah pilihan. life's choice is a bitch, I'm telling you.

Kalo boleh minta satu permintaan, saya mau kok selamanya jadi ‘pegawai magang’ asal itu sama kalian :)


I’m in the bottom row, the third girl from the left.   






"bergabung bersama mereka adalah sebuah kebanggan dan kehormatan."

3 comments:

3:18 pm nat 0 Comments

I can smell you whenever the wind blows in my bedroom..

0 comments:

another first post

11:35 am nat 0 Comments

ini bukan pertama kalinya saya nulis first post. kasarnya, ini adalah kali ke empat atau lima.
blog pertama saya emang di sini, di blogger.com, duluuu banget jaman SMP. waktu itu namanya masih blogspot.com dan belum integrated sama google.
blog saya yang pertama itu cuman diisi sekali-kalinya pas sign up doang :D
waktu itu belom nyadar kalo blogging sama dengan berkomitmen dengan pacar.
terus account itu kalo ngga salah sempet ganti nama beberapa kali tapi masih tetep ngga rajin posting.
saya sendiri baru mulai akrab sama dunia maya pas udah SMA. waktu itu mulai deh iseng2 blogging karena lagi booming.
ngga puas di blogger, saya pun nyoba wordpress beberapa bulan dengan mengimport blog di blogger ke sana. hasilnya?
tetep ngga nyaman juga. saya pun akhirnya mengimport balik blog wordpress itu ke tempatnya semula.
lumayan tahan setaunan sampe akhir SMA.
and finally, i found Tumblr. all i've found was perfection.
but then again, i stumbled upon another perfection. So here i am now.
back to blogger over again. kayaknya, di sinilah hati saya berada.
i'll keep reblogging in my tumblelog, btw.


Well, halo lagi!

0 comments:

7:20 pm nat 0 Comments

THIS BLOG IS UNDER CONSTRUCTION.
PLEASE WAIT :)

0 comments: