Satu (Lagi) Keputusan Penting

4:17 pm nat 3 Comments


Ini adalah salah satu dari sekian banyak keputusan penting yg saya buat selama saya hidup.
Masuk MSO.
You know, it's an organization in a major i study in and hold by uni student of that major. We call it ormawa or himpunan, in a large and prominent Uni in Indonesia.

Dari awal jadi ‘pegawai magang’ dengan ikut-ikutan bantuin ngurus event ini itu, saya memang berniat gabung sama mereka. Mumpung ada kesempatan aktif dan belajar hal-hal yang bener-bener baru, yang sebelumnya belum pernah saya rasain.
Tapi realita berkata-kata dengan bahasanya sendiri. Ketika akhirnya open recruitment dibuka beberapa hari yang lalu, karena beberapa alasan, saya memilih mundur dari pendaftaran.
Jika ada yang bertanya apa yang terjadi pada saya yang sebelumnya sangat ingin daftar, maka jawaban yang sebenarnya bisa singkat: I had my wake-up call.
Kepulangan saya suatu malam dari kampus akhirnya bisa ‘membangunkan’ saya secara total. Sebelumnya saya ingat beberapa kali diingatkan untuk ‘bangun’ tetapi saya bersikeras melanjutkan entah tidur macam apa itu.

Saya memilih untuk serius mencintai bidang tulis-menulis yang sudah tumbuh sejak saya berusia 11 taun. Saya memilih untuk mengejar satu-satunya cita-cita yang tersisa dari sekian banyak cita-cita yang terpaksa saya kubur dalam-dalam dan saya lempar jauh-jauh.
Saya gagal kuliah arsitektur karena ngga jago matematika dan IPA.
Saya gagal kuliah desain interior karena sekolahnya kelewat mahal.
Saya gagal kuliah desain komunikasi visual karena ngga ada bakat gambar.
Saya gagal masukin aplikasi beasiswa ke Paramadina karena terlalu pengecut buat bikin esainya.
Saya gagal kuliah sastra dan komunikasi karena ngga lulus SNMPTN.
 Sekarang, di saat saya batal masuk ormawa, yang bisa membawa saya beberapa langkah lebih dekat dengan cita-cita saya study abroad, apa saya harus mengorbankan cita-cita yang lainnya lagi? Haruskah saya juga gagal memiliki nama besar dari menulis?
Oke, gagal atau berhasilnya seseorang memang hanya diatur oleh Tuhan, tetapi Ia menginginkan umatnya untuk berusaha sebelum akhirnya memasrahkan hasilnya, bukan?
Saya memilih mengejarnya dengan cara apapun selama itu masih halal. Dan mimpi belum pernah terasa sedekat ini. Betul.

Lalu kenapa ini jadi keputusan yang berat?
kalo kamu adalah mahasiswa manajemen di sini, then you know the deal. siapa yg ngga mau berada di bawah kepimpinan seorang Yudi Septripriyadi Sunarya?
To be honest, he's one of many inspiring persons that i look up to. No intending to kiss anybody up, by the way. Not even you, A Yudi, in case you read this :)
pengalaman saya jadi panitia ospek jurusan taun lalu sama mereka, jujur, adalah saat-saat paling nyebelin, makan ati, ngeselin, malesin, dan bikin capek luar dalem sekaligus juga saat-saat paling luar biasa di saat yang bersamaan. kita, yang MSO maupun non-MSO datang dengan isi kepala yang beda-beda dan sangat mungkin terjadi clash.
But together they make a perfect combination. One person fits and completes another person.

Di salah satu event kita, Ketua MSO periode itu bacain sambutan. Dan salah satu kalimatnya berbunyi: "mso membuat semuanya menjadi mungkin."
the words magically made me believe the unbelievable, made me have a strong faith in joining them. Without any doubts.
There were many things I wanted to feel by joining them. As well as there were many things I wanted to achieve by being there and tasting the real life.
Tapi sekali lagi, selalu ada harga yang harus kita bayar untuk sebuah pengorbanan, selalu ada risiko di balik setiap pilihan.
Dan saya membayar pengejaran mimpi saya dengan pembatalan menjadi organisator.

Di satu titik, diri saya mengeluarkan pertanyaan, ‘emangnya mimpi bisa bikin kenyang?’
Diri saya seketika menjawab, ‘tidak’. Tidak secara langsung. Tapi kamu bisa melakukan sesuatu yang paling kamu cintai dan dibayar untuk itu. Itu cukup menjadi ukuran sebuah kesuksesan bagi saya.
Dalam kebingungan, saya menghubungi teman saya untuk dimintai pendapat. Ada yang bilang, ‘kejar mimpi kamu. Mimpi adalah salah satu tujuan kita bertahan hidup. Mengejar mimpi dengan sungguh-sungguh akan mendatangkan peluang emas.’
Ada juga yang bilang, ‘ambil peluang emas. Dengan itu kamu bisa bentuk mimpi baru yang lebih brilian.’
Semua orang yang saya mintai pendapat sejauh ini—termasuk Sang Pacar—adalah organisator yang bukan anak kemarin sore. Jelas mereka secara terselubung menyarankan saya untuk bergabung, since chance never come twice.
Tapi tidak. Saya tidak memilih sesuatu karena orang lain juga memilihnya.

Okelah, ada banyak kemungkinan. Kalo saya milih untuk serius nulis, saya bisa aja gagal seketika. Buku saya bisa aja dibuang editor ke tong sampah. Atau terus ditolak setelah ditawarin dari satu penerbit ke penerbit lain. Lalu saya mungkin banget jadi nyesel kenapa ngga masuk himpunan aja.
Dan saya tau akan ada saat-saat di mana saya akan memandangi dengan iri ketika temen-temen saya rame-rame memakai ‘baju besi’-nya, seragam kebanggaannya, identitasnya... saya akan kangen dan sangat menginginkan ikut makan besar bersama mereka, doing the photoshoots post-event... saya akan merindukan setiap inci kesibukan itu.
Namun satu yang saya percaya, seperti teori mencintai dan berbagi hati, kita bisa menjalani dua hal yang berbeda di saat yang bersamaan tapi dengan kedalaman yang berbeda.
Then everything simplified. Kalo seandainya saya simpen dulu mimpi itu, siapa yang bisa jamin berapa lama saya bisa bertahan hidup?
Kemudian di detik-detik terakhir, akhirnya saya tanya ibu saya. I was beyond desperate. I was sometimes between ‘this’ option and ‘that’ option, between somewhere and nowhere. saya ngga tau apa sebenernya yang beliau pikir waktu saya minta izin. tapi yang saya baca waktu itu, beliau setengah hati. I don't know, but I think I knew one thing.

Dan sampai di situ lah keputusan saya membulat. Kalo sesimpel itu, kenapa saya harus bolak-balik mikir ya?
But in the end, I know something really worthy: My Mom is my everything.

Buat temen-temen yang masih mau lanjut, selamat berjuang dan semoga sukses ya. titip nama baik almamater dan prestasi jurusan. I always love you, guys :)
maaf jika ada pihak yang merasa dikecewakan dan jika ada ekspektasi yang tidak dapat terpenuhi. 
Terutama untuk sahabat tercinta, Ila Khoiriyah, maaf program dan konsep idealis kita ngga bisa kita jalanin kayak rencana awal. Andai saya diizinkan memilih untuk tidak perlu memilih... tapi bahkan memilih untuk tidak memilih pun adalah sebuah pilihan. life's choice is a bitch, I'm telling you.

Kalo boleh minta satu permintaan, saya mau kok selamanya jadi ‘pegawai magang’ asal itu sama kalian :)


I’m in the bottom row, the third girl from the left.   






"bergabung bersama mereka adalah sebuah kebanggan dan kehormatan."

You Might Also Like

3 comments:

  1. HHMM... semoga nadya baca apa yang regan sampaikan saat ini.
    Nad hidup itu pilihan... pilihan bukan untuk orang lain, bukan untuk keluarga,bukan untuk orang yang kamu sayang saat ini.
    Tapi pilihan itu untk kehidupan kamu.
    Hidup itu seperti memakan sekotak coklat beraneka rasa, kita tak pernah tau apa isi di dalm coklat yang kita mkan.. kadang manis seperti harapan kita ,, kadang masam.. tapi itu adalah coklat kita pemberian dari sang maha pencipta,
    kamu telah berhasil melalui semua ujian tuhan.. itu bukan kegagalan.. tapi satu proses dimana kamu mengetahui satu tingkat untuk menuju keberhasilan... jadikan kegagalan kamu adalah anak tangga yang akan menunjukan mu ke puncak yang lebih tinggi...

    Ternyata regan tau kenapa waktu itu nadya bingung ketika di tanya di mading bukan karena tidak di perbolehkan masuk oleh dosen. Tapi pasti sedang memikirkan pilihan untuk masuk mso atau tidak..
    Nadya selamat udah bisa nentuin pilihan buat hidup nadya.. kejar terus mimpi nadya. Selama kamu punya semangat untuk menulis di situlah kami berada.. di setiap hembusan kegembiraan nadya waktu menulis disitulah kami ikut gembira... di setiap helaan keringat perjuangan.. disitulah kami ada untuk mendukung nadya..,, dengan ada atau pun tidak ada gelar "pengurus".. Nadya telah tertanam di hati kami... Nadya adik kami.. nadya bagian dari keluarga kami.

    Dan regan berharap nadya terus lantang mengatakan 'MANAGEMENT we Are THE BEST!!!!" . ^_^

    ReplyDelete
  2. Saat membaca posting nadya beberapa hari yg lalu, setelah screening MSO, malamnya saya langsung buka blog kmu nad, awalnya saya ingin bertemu langsung .
    Tapi, atas permintaan sahabat saya, Regan, untuk post comment juga, akhirnya tulisan ini pun bisa kamu baca .
    Benar apa yg dikatakan oleh Regan . There are a lot of mean about one word 'LIFE' .
    Salah satunya, hidup bisa diartikan sebagai serangkaian keputusan .
    Ketika kamu berhasil memilih satu keputusan, itu pertanda kamu mencintai kehidupan kamu .
    Sama seperti halnya, kamu mencintai kami melalui event P2SPT .
    Kami pun sangat bangga mempunyai adik sepertimu .
    Peganglah dan raih mimpimu .
    Doa kami slalu bersamamu .
    Because you are part of Us forever .
    Selamat berjuang untuk nadya, untuk Regan, untuk diri saya sendiri, untuk teman2 MSO, dan untuk teman2 lainnya di luar MSO .
    Terima kasih nad, sekali lagi, untuk dedikasi yg tlah dan yg akan slalu nadya berikan untuk manajemen .
    We love you :)

    ReplyDelete
  3. wah.. jadi berkaca2 gini ya..
    spechless pula..
    terima kasih teteh2, aa2 :')

    ReplyDelete