A Greatest Desire, That Is.


Do you know what my greatest desire is? For those who’s known me for years or has been reading this blog may have some good, typical answers.
Do you guess that it’s becoming  a famous writer?
Writing a best-seller book?
Being awarded by The Best Scriptwriter of The Year?
Being the best blogger in Indonesia with thousands followers and high page rank?
To tell the truth, it’s not about fame. It’s not really about books or writing either.
It’s about photography and travelling.
These two things have nothing to do with writing, literature, or something like that, that I do almost everyday.
I don’t really remember the day I realised what my greatest desire is. It was the night when I watched Twilight for like, a hundredth time. There was this scene when Bella went to a bookstore to buy a book he ordered about Quilieutte and vampire legend. The bookstore was really a sanctuary, at least for a dork like me. The bookstore was old and quite small with books stored in the high shelves, almost fulfilling the walls. The lighting was dim, a bit mellow and gloomy. I can imagine the warmth and her quick conversation with the native America shopkeeper.
That is what I want to experience. I want to travel all over the world with my camera, seeing great places, taking pictures, meeting various people, exchanging stories, and having nice conversations. I want to travel alone, from Bali to Verona. From Manhattan tu Bhutan. From Georgetown to Japan.
To make it all perfect and related to my current job, I’ll write a book about my long trip and what I learned from it. The book will be completed with the photographs I take and the stories behind it. And finally it’ll make money : )
I want to see the world.
Do you believe in dreams that come true? I’ll make it true. I don’t think that it’s too late to realise your own dream and pursue it.
For me? I think I’ll start saving for a camera. An analogue camera is good. And for my own netbook so that it can fit my little bag. And for a first plane ticket to Bali, indeed. I’ll start the journey from there. Someday, there will be a book titled ‘A Camera To Rome’ with my name printed on the front cover. Yes, someday. 
she's beautiful, is't she? a darling, really...



source: http://www.ricoh.com/r_dc/gxr/features.html

Biarkan aku bersimbah rindu. Tak perlu kau ikut hanyut jika nanti rindu itu menganak sungai.
Mei 2011

antara menulis dan menjadi penulis


menulis itu gampang. anak TK baru masuk juga bisa. menjadi penulis, itu yang susah.
menjadi penulis artinya kamu menerjemahkan apa yang tertangkap oleh kelima inderamu hingga orang lain dapat membacanya dengan jelas.
menjadi penulis artinya kamu menjadi penguasa tunggal yang menentukan segala apa yang membanjiri kepalamu untuk kemudian keluar menjadi serangkaian kata.
menjadi penulis artinya kamu menjadi pejuang sejati yang memulai semuanya dari awal hingga akhir.
menjadi penulis artinya kamu mengamati sekelilingmu, menangkap realita lalu membingkainya dengan kata.
menjadi penulis artinya kamu meraba dunia dengan kelima inderamu, juga dengan indera keenam atau ketujuh: hati.
menjadi penulis artinya kamu menjadi pengamat sejati, pengamat yang terjun ke dalam realita, merasakan pahit getirnya lalu merangkai sesuatu dari situ.
menjadi penulis artinya kamu bergulat dengan segala macam perasaan; yang benar-benar terasa dan yang sengaja dirasa-rasa.
menjadi penulis artinya kamu melakukan itu semua dalam kesenyapan. karena hati dan pikiran hanya menajam dalam kesunyian.
menjadi penulis artinya kamu sendirian tidak peduli seberapa ramai hingar bingar dunia di sekelilingmu.
seorang penulis boleh berteman dengan banyak orang, tapi teman sejatinya hanya pikirannya sendiri.
jika berani menulis, maka hal pertama yang harus kamu punya adalah keberanian untuk tetap sendiri dan mengunyah perlahan sepi itu sendirian.

Bukan Tentang Seorang Puteri dan Seorang Pangeran

pria itu adalah kekasih seorang gadis.
tapi ia bukanlah pria yang akan meniup jarimu yang melepuh ketika kalian memasak bersama. ia akan menjitak kepalamu dan menertawakan kecerobohanmu.
ia bukanlah pria yang akan menggenggam tanganmu dengan mesra di depan teman2mu. ia akan mengolok2mu dengan hal2 konyol tentangmu di depan mereka.
ia bukanlah pria yang akan memberimu sekuntum bunga untuk meminta maaf. ia akan duduk dalam diam, berpikir dan menyadari kesalahannya sendiri.
ia bukanlah pria yang akan mempersembahkanmu sebuah lagu sendu nan mendayu. ia akan bernyanyi keras2 sepanjang jalan ketika mengantarmu pulang dengan motornya hingga pengendara lain memandanginya seperti memandang orang gila, agar kau tertawa.
ia bukanlah pria yang akan memberimu permata berkilauan saat kau berulang tahun. ia akan menghadiahkanmu sebuah gambar yang bisa kau pajang di dinding dan kau pandangi setiap hari dengan dahi mengernyit lalu tersenyum membayangkan usahanya.
ia bukanlah pria yang akan menjawab dengan rangkaian kata2 puitis bergelimang janji suci saat kau bertanya alasannya mencintaimu. ia akan membuktikannya dengan mengantarmu pulang malam hari di bawah hujan walau dalam keadaan sakit.
ia bukanlah pria yang akan mengajakmu kencan sepulang kuliah. ia akan menenggelamkan dirinya dalam sketsa2nya sementara ia membiarkanmu tenggelam dalam tulisanmu karena bagaimanapun ia tahu kau sedang hidup di duniamu sendiri.
ia bukanlah pria yang akan menghujanimu dengan surat cinta. ia akan mengurung diri berjam2 dalam kamarnya untuk membuatkanmu sebuah lukisan abstrak.
ia bukanlah pria yang akan membawamu ke restoran untuk makan malam di bawah cahaya lilin. ia akan mengajakmu makan malam di warung tenda di pinggir jalan dan berbaur dengan para seniman jalanan.
ia bukanlah pria yang akan memuji dandanan dan sikap anggunmu. ia akan menikmati setiap detik memandangi dandananmu yang asal dan memuja tingkahmu yang tidak seperti perempuan lainnya.
ia bukanlah pria yang akan mengajakmu ke tempat romantis yang kau mau. ia akan mengajakmu berkeliling kota, ditelan kebisingan, bersentuhan dengan asap kendaraan, mengobrol tentang tempat2 yang ia kenal sejak kecil dan cerita2 masa lalunya di sana atau mengunjungi tempat2 sunyi dan damai di mana kau hanya akan mendengar desau angin.
walau si gadis tidak selalu merasa diperlakukan seperti seorang puteri,
walau si pria tidak selalu bertingkah seperti seorang pangeran,
 walau orang lain memandang mereka sebagai pasangan yang berbeda dari orang kebanyakan,
sesungguhnya gadis yang berhasil memenangkan hatinya adalah gadis yg beruntung.
karena ia adalah pria yang manis dengan ketidakmanisannya,
yang romantis dengan caranya yang paling ajaib,
yang peduli dengan keacuhannya,
yang hangat dengan semua dinginnya,
yang mencintai tanpa arogansi,
yang menyayangi tanpa tendensi,
yang istimewa dengan kesederhanaannya.
pria itu adalah kekasihku.
memiliki dan dimilikinya adalah sebuah kemewahan.
*hey kamu. iya kamu. ini memang tentang kamu. i really am proud of you :)
I think I'm going to learn something new. Like flash fiction. So hook me up.

15 April 2012





Selamat datang di dekade yang baru.