Benang Kusut Rasa Ala Ika Natassa
Judul
buku : Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Harga : Rp 48.000,-
Tebal : 339 halaman
Antologi
Rasa bercerita tentang 3 orang sahabat yang saling memendam perasaannya antara
satu sama lain kemudian bagaimana mereka menemukan bahwa kenyataan dan
pengharapan seringnya berbanding terbalik and basically how they fall in and out of love.
Sebetulnya
standar saja, cerita khas masyarakat urban dengan karir yang hebat, gaya hidup
glamor, dan kehidupan cinta yang dinamis dengan bumbu romance yang twisty. Tapi
bagaimana cara Ika bertuturlah yang menjadikan buku ini berbeda dengan buku
bergenre metropop lainnya yang sejenis. Ika bertutur dengan begitu luwes. Membaca
buku ini sejak halaman pertama terasa seperti mendengar penuturan seorang teman
dekat yang tidak menyimpan rahasia apapun dari kita. Begitu mengalir dan engaging.
Hal
berbeda lainnya adalah bagaimana character
development setiap tokoh tampak seperti dipahat dengan begitu sempurna. They’re perfectly imperfect. Sangat manusia. Ditambah lagi sudut pandang
orang pertama dari ketiga tokoh utamanya dihadirkan dengan sangat pas dan tidak
terkesan ‘cerewet’ walaupun pergantiannya pada beberapa titik begitu cepat.
Antologi
Rasa kadang terasa seperti ensiklopedia singkat dengan penuturan Ika tentang sejarah
kontemporer, fotografi, dan dunia perbankan yang memang digelutinya, dan terkadang bisa juga terasa
seperti buku harian orang lain atau telefon seorang teman lama yang punya
banyak sekali komentar jahil dan macam-macam hal untuk dikatakan. Beyond unique.
Yang
menjadi perhatian kemudian ketika dibandingkan dengan karya Ika lainnya yaitu A
Very Yuppy Wedding dan Divortiare adalah bahwa latar belakang tokoh utamanya
hanya berkisar di situ-situ saja, di daerah yang Ika ketahui benar sehingga
jika seseorang membaca beberapa karya Ika lainnya, latar belakang ini jadi
tampak monoton. Memang sebaiknya seorang penulis menulis hal-hal yang betul-betul
mereka pahami agar konsistensi selama cerita berlangsung tetap terjaga, namun alangkah
baiknya jika Ika lebih sering ‘bermain’ di daerah lain pula sehingga memperkaya tidak hanya
tulisannya tetapi juga memperkaya pengetahuan dan perasaan pembaca.
Secara
keseluruhan buku ini layak dibaca apalagi oleh pecinta genre metropop. Hangat,
dekat, dan sangat menghibur.
0 comments: